Senin, 28 Februari 2011

resiko terhadap penyakit kanker serviks

ERING kita ketahui, menjadi perokok pasif sangat tidak mengenakkan dan berbahaya. Nah, ada alasan lain, jadi second-hand smoke alias perokok pasif lantaran adanya peluang rusaknya jaringan serviks. Hal itu membuatnya berisiko tinggi terkena kanker serviks, demikian menurut studi terbaru.

Perempuan perokok memiliki risiko kanker serviks di atas rata-rata. Penelitian terbaru tidak menunjukkan perempuan yang menghirup asap rokok yang diembuskan perokok lain berakhir dengan kanker itu. Studi justru menunjukkan perokok pasif berisiko mengalami kerusakan sel pada serviksnya.

Kerusakan jenis ini yang dilihat dokter dengan tes Pap smear saat mereka diskrining untuk kanker serviks. Temuan itu tidak membuktikan menjadi perokok pasif bertanggung jawab terhadap abnormalitas serviks.

Namun studi yang melibatkan 4.400 perempuan yang menjalani Pap smear menunjukkan "Perempuan yang melaporkan terpapar asap rokok lebih mungkin memiliki tes Pap smear yang abnormal dibandingkan perempuan yang melaporkan tidak terpapar asap rokok,” kata kepala peneliti Dr. Kristy K. Ward, dari University of California San Diego belum lama ini.

Tes Pap yang abnormal pada perempuan bukan berarti yang bersangkutan mengidap penyakit kanker serviks. Faktanya, perempuan dengan hasil tes Pap abnormal tidak mengembangkan kanker tersebut. Namun mereka membutuhkan tes lebih lanjut, kadang-kadang pembedahan.

Penyebab utama pencegahan kanker serviks adalah infeksi persisten oleh strain tertentu human papillomavirus (HPV),  yang menyebabkan kutil kelamin.